Fauna
Semenanjung Ujung Kulon pada saat ini merupakan habitat terpenting dari Badak Jawa, yang populasinya diperkirakan ada 50-60 ekor, serta merupakan satu-satunya tempat di dunia dimana secara alami Badak Jawa mampu berkembang biak pada dekade terakhir ini. Di taman nasional ini diperkirakan ada sekitar 30 jenis mamalia, yang terdiri dari mamalia ungulata seperti badak, banteng, rusa, kijang, kancil, dan babi hutan, mamalia predator seperti macan tutul, anjing hutan, macan dahan, luwak dan kucing hutan, mamalia kecil seperti walang kopo, tando, landak, bajing tanah, kalong, bintarung, berang-berang, tikus, trenggiling dan jelarang. Diantara primata terdapat dua jenis endemik, yaitu owa dan surili. Sedang jenis Primata lain adalah lutung (Presbytis cristata), kukang (Nycticebus coucang) dan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) mempunyai populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian kawasan.
Banteng (Bos javanicus) merupakan binatang berkuku terbesar dan terbanyak jumlah populasinya (± 500 ekor). Satwa ini hanya terdapat di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje, serta tidak dijumpai di Pulau Panaitan. Rusa (Cervus timorensis) di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje terdapat dalam jumlah dan penyebaran yang sangat terbatas,dan di Pulau Peucang tedapat dalam jumlah yang sangat banyak, dan di Pulau Panaitan menunjukan perkembangan yang semakin banyak. Babi hutan (Sus scrofa), muncak (Muntiacus muntjak) dan pelanduk (Tragulus javanicus) relatif umum terdapat di seluruh kawasan, tetapi celeng (Sus verrucosus) hanya di jumpai di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje.
Adapun jumlah jenis flora dan fauna yang diketahui sampai saat ini terdapat dalam tabel berikut:
Jenis dan jumlah flora dan fauna di Taman Nasional Ujung Kulon
No. |
Jenis Potensi |
Jumlah Jenis |
1. |
Flora |
700 jenis |
2. |
Fauna |
|
a. Mamalia |
35 jenis |
|
b. Primata |
5 jenis |
|
c. Burung |
240 jenis |
|
d. Reptilia |
59 jenis |
|
e. Amphibia |
22 jenis |
|
f. Insecta |
72 jenis |
|
g. Pisces |
142 jenis |
|
h. Terumbu Karang |
33 jenis |
BADAK JAWA (Rhinoceros Sondaicus Desmarest, 1822)
Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi Badak Jawa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom | : Animalia |
Phylum | : Chordata |
Sub Phylum | : Vertebrata |
Super Kelas | : Gnatostomata |
Kelas | : Mammalia |
Super Ordo | : Mesaxonia |
Ordo | : Perissodactyla |
Super Famili | : Rhinocerptidea |
Famili | : Rhinoceratidea |
Genus | : Rhinoceros Linnaeus, 1758 |
Spesies | : Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822 |

BANTENG (Bos javanicus)
Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi banteng dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom | : Animalia |
Phylum | : Chordata |
Sub Phylum | : Vertebrata |
Kelas | : Mammalia |
Super Ordo | : Eutheria |
Ordo | : Artiodactyla |
Famili | : Bovidae |
Genus | : Bos |
Spesies | : Bos javanicus |

OWA JAWA

MACAN TUTUL (Panthera pardus)
Mempunyai warna dasar bulu coklat muda kekuning-kuningan dengan tutul hitam kecoklatan pada seluruh tubuhnya yang terlihat amat jelas. Tutul-tutul umumnya mengelompok berupa bercak yang tersusun merupakan kembangan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 130 cm.
KANCIL

RUSA (Cervus timorensis)

KIJANG/MUNCAK

SURILI
Surili berwarna abu-abu, berekor panjang dengan jambul di kepala.jumlah populasi surili sangat kecil dan termasuk langka dan terancam punah.
ANJING HUTAN
Jenis ini agak berbeda dengan anjing-anjing local yang dijumpai di seluruh Indonesia. Ukuran tubuhnya lebih kecil, sangat liar, mempunyai kulit merah kecoklatan dan berpenampilan seperti rubah.Anjing hutan hidup dan mencari makan secara bergerombol.
BABI

Sementara babi hutan berkutil mempunyai tiga pasang benjolan atau kutil diwajahnya yang bisa membuat jenis jantan tua berpenampilan yang menakutkan.
JELARANG
Jeralang mempunyai warna bulu hitam mengkilap, merah, kuning (krem) dan coklat muda kekuning-kuningan, dengan habitat yang paling disukai adalah ruang diantara pohon-pohon yang tinggi. Dalam keadaan bahaya jeralang akan mengeluarkan suara menderak yang keras disertai gerakan menyentak dengan ekor yang panjang.
LUTUNG

KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis)

MUSANG (Paradoxurus hermaphoditus)
Musang hidup di atas-atas pohon, tidur pada malam hari dalam liang pohon atau pada percabangan yang lebat seperti pada aren dan langkap. Bulu badannya tebal, berwarna kelabu kecoklatan. Pipi dan moncong kehitaman dengan bercak putih di bawah mata. Musang merupakan salah satu satwa pemakan buah langkap yang telah masak. Saat ini lebih mudah dijumpai pada saat musim hujan.
BURUNG ENGGANG
Burung enggang mempunyai kebiasaan hidup berpasang-pasangan dan cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri.Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina.kemudian burung jantan memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda.
BURUNG WILI-WILI
Burung wili-wili merupakan jenis burung pantai terbesar yang biasa dijumpai berpasang-pasangan di daerah berpasir dan berkarang. Buruh ini mempunyai paruh yang besar, mata berwarn akuning cerah serta kepala dan sayap hitam pekat bergaris-garis putih. Karakteristik yang lain adalah selalu bergerak kebawah dan mengeluarkan suara kicauan yang sedih.
BURUNG DARA LAUT
Burung ini mempunyai tengkuk hitam berukuran sedang dengan warna tubuh putih bergaris hitam dari mata sampai leher, berekor panjang membentuk garpu dengan sayap berbentuk sabit, dan menjadikan burung yang cantik ini dapat terbang dengan gesit dan tenang.
BURUNG CEKAKAK
Burung Cekakak mempunyai warna-arna ynag indah dengan paruh berwarna merah, leher cokelat, perut dan punggung berwrna jingga, sayap hitam bercampur biru cerah dan mengeluarkan suara kicauan yang jelas.
BURUNG KUCICA HUTAN
Burung ini berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna kemerahan, punggung putih dan suatu garis putih disepanjang bulu ekor.
BURUNG RANGKONG (Buceros rhinoceros)
Mempunyai ciri-ciri utama yaitu bulu tubuhnya berwarna hitam dan putih, perut putih, ekor putih dengan garis lebar hitam melintang, paruh bercula badak, berwarna orange kemerahan dan ukuran tubuhnya sebesar merak betina.
BURUNG ELANG ULAR/BIDO (Spilornis cheela)
Elang berukuran sedang berwarna gelap, bulu badannya berwarna cokelat gelap, mahkota berupa jambul pendek, kulit yang tidak berbulu, diantara mata dan paruh khas berwarna kuning. Pada waktu terbang cirri khasnya adalah ekornya yang putih di tepi belakang. Elang yang belum dewasa mirip dengan dewasa tetapi bulu badannya lebih cokelat dan penutup telinga putih.
Biasanya elang ini hinggap pada dahan-dahan besar di tempat yang teduh di dalam hutan dimana mereka dapat mengawasi tanah dibawahnya. Hidupnya berpasang-pasangan. Makanannya biasanya ular, kadal, katak, dan kadang-kadang mamalia kecil. Sarangnya merupakan tumpukan ranting berlapis daun-daunan di hutan yang rapat.
MERAK (Pavo muticus)

AYAM HUTAN (Gallus varius)
Ayam Hutan mempunyai rupa yang elok, bulunya didominasi oleh warna hijau kebiru-biruan terutama bulu-bulu leher, punggung dan pangkal sayap. Jengger ayam jantan tidak bergerigi. Paruh dan kakinya kekuning-kuningan dan putih pucat kemerahan. Ayam hutan sering bertengger dan berkokok di pagi dan sore hari, terutama jenis jantan, lalu mencari makan dan minum, beristirahat kemudian bersarang.
PENYU HIJAU (Chelonia mydas)

PENYU SISIK (Eretmochelys imbricate)

Paruh penyu sisik yang meruncing memudahkannya untuk mencapai makanannyayang tersembunyi di dalam celah batu dan terumbu karang. Mereka memakan spon, anemone, cumi-cumi dan udang. Habitatnya biasa ditemukan di sekitar terumbu karang pesisir, daerah bebatuan, daerah muara, bakau dan juga daerah goba.Penyu sisik bersarang (bertelur) dengan selingan dua atau tiga tahun.Di setiap musimnya dapat bertelur dua hingga empat kali . Sarang berisi kurang lebih 160 butir telur, dan masa inkubasinya selama 6 hari.
Status internasional terdaftar sebagai hewan sangat langka Critically Endangered (menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di alam bebas untuk waktu yang singkat) berdasarkan IUCN.
BUAYA MUARA (Crocodylus porosus)

BIAWAK (Varasus salvator)
